Pilihan Intervensi pada Pembangunan PLTU di Indonesia


Episode Artwork
1.0x
0% played 00:00 00:00
Sep 25 2023 22 mins  

Institute for Essential Services Reform (IESR) telah mengeluarkan kajian tentang potensi mengintervensi beberapa jaringan listrik tenaga batubara di Indonesia dan menilai aspek hukum, keuangan, ketahanan sistem, keamanan energi, dan pengurangan emisi karbon dari intervensi ini. Pemikiran di balik penilaian ini adalah, mengingat usia rata-rata pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia, termasuk yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan, operasi mereka akan melampaui target tahun 2045 atau 2050. Sementara itu, pemensiunan dini pembangkit listrik yang sudah beroperasi akan sangat mahal mengingat kontrak jangka panjang dan sifat dari ketentuan-ketentuan dalam PJBL. Oleh karena itu, intervensi terhadap pembangkit listrik yang sedang dibangun, bahkan pembatalan proyek-proyek yang sudah berjalan jika memungkinkan, dapat menghasilkan pengurangan emisi karbon dengan biaya yang lebih rendah dan dapat berkontribusi dalam mencapai target untuk mencapai puncak emisi pada tahun 2030 dan mencapai emisi nol pada tahun 2050. Jenis intervensi yang dipertimbangkan dalam studi ini termasuk pembatalan rencana pembangunan PLTU batubara, pengalihfungsian, dan penghentian lebih awal. IESR mengadakan diskusi yang dikemas dalam podcast IESR Bicara Energi untuk berdiskusi tentang “Transisi Sektor Ketenagalistrikan di Indonesia”, dan mengundang penulis kajian “Mewujudkan Transisi Sektor Ketenagalistrikan di Indonesia: Opsi dan Implikasi dari Intervensi terhadap Rencana Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Batubara 13,8 GW dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Indonesia, Raditya Wiranegara.